Kalo ada yang bilang bahwa susah menghindari gores di Jakarta, saya
setuju banget dengan pendapat ini.
Memang susah menjaga bodi mobil tetap mulus di sini, terutama
untuk mobil yang “terpaksa” parkir di jalanan umum.
Marzo yang dulu kinyis-kinyis (pinjem istilahnya Arfan, juragan Fiatretroplis), sekarang kondisinya sudah banyak gores.
Saya cukup paham sejarah beberapa goresan yang tidak diharapkan
ini.
Ingin dilupakan saja, tapi selalu ingat lagi kalo kelihatan di mata.
Misalnya, goresan di bokong kiri belakang yang terjadi di sekitar bulan Oktober dua tahun yang lalu.
Ini akibat benturan dengan motor ketika saya mau memutar balik di putaran
“tak resmi” di depan sisi barat TMP Kalibata.
Ketika mau ancang-ancang berputar,
Marzo sedikit mundur ke belakang.
Klonteng!
Klonteng!
Waduh! Rupanya ada motor di belakang.
Saat saya masih sibuk memutar setir mobil, motor itupun pergi
begitu saja. Gelapnya area sekitar, karena sudah malam, nggak memungkinkan saya
mengenali motor yang mana dari beberapa motor yang ikutan memutar yang barusan
men-“colek”.
Dari suara benturan, saya cukup ‘ngeh’ atas apa yang telah terjadi. Sesampai di rumah dan di-inspeksi, didapati sebuah goresan di atas emblem tulisan 'FIAT'.
Dari suara benturan, saya cukup ‘ngeh’ atas apa yang telah terjadi. Sesampai di rumah dan di-inspeksi, didapati sebuah goresan di atas emblem tulisan 'FIAT'.
Salah siapa? Kalo saja saat itu Marzo gak mundur sedikit, apakah benturan
bisa tidak terjadi? Nggak tahu deh. Saya nggak mau ber-andai-andai.
Misal yang lain, berupa goresan-goresan berbentuk kurva di kap mobil.
Ini terjadi setelah saya memarkirkan Marzo persis di jalanan umum
di depan rumah, sekitar bulan November tahun lalu.
Ya, di depan rumah sendiri “kejahatan” (dalam tanda kutip) seperti
itu bisa terjadi.
Saat itu, selama seminggu-an lebih dikit, karena ada tukang bor
pompa air kerja di halaman, Marzo saya “ungsikan” ke jalan di depan rumah
setiap paginya. Setelah ditinggal kerja seharian, malamnya saya bawa masuk
kembali. Rutinitas dadakan itu aman-aman saja sampai di satu hari di hari-hari
terakhir pekerjaan penge-bor-an.
Saya ingat hujan turun deras di hari itu. Malam saya bawa masuk.
Besok paginya, ketika mau me-lap Marzo dari basah air hujan, saya dapati kap
mesin sudah terdapat goresan. Goresan halus, tapi cukup banyak, dan cukup
membuat saya geram.
Beberapa hari berlalu, ketika kegeraman mulai berkurang (tapi
belum menghilang), saya mulai paham atau setidaknya mencoba memahami atas apa
yang mungkin telah terjadi. Jadi dugaan saya, goresan yang kemarin itu adalah
ulah anak-anak gang sebelah yang sedang bermain hujan. Ketika mereka mendapati
di atas kap Marzo banyak air, reflek naluri bermainnya anak-anak keluar yaitu
mengusap-usap kap mobil dengan… dengan apa ya?
Tangan? Mosok tangan menimbulkan gores… Tangannya kotor? Bisa jadi.
Kain? Saya duga begitu. Mungkin mereka pakai kain asal
seketemunya. Atau, mungkin juga mereka pakai baju mereka sendiri.
Jadi, dengan kondisi kap yang sebelumnya kering berdebu, lalu
terkena air hujan, kemudian diusap-usap secara berulang-ulang dengan gerakan
tangan seperti gerakan wiper, dengan kain yang mungkin saja itu kain kotor, maka klop deh.
Hasilnya adalah gores-goresan kurva hampir setengah lingkaran.
Apakah saya pernah menemui kasus yang mengandung unsur kesengajaan?
Apakah saya pernah menemui kasus yang mengandung unsur kesengajaan?
Sejauh ini, saya memang mendapati beberapa goresan yang mengarah
ke sana.
Tapi seperti yang sudah saya tulis di bagian atas, bahwa hal-hal begini sebaiknya dilupakan saja.
Apalagi selama saya nilai goresnya masih halus.
Tapi seperti yang sudah saya tulis di bagian atas, bahwa hal-hal begini sebaiknya dilupakan saja.
Apalagi selama saya nilai goresnya masih halus.
Pikir saya, toh setelah di-poles bodi (nggak tahu mau
kapan) mungkin goresan-goresan itu masih bisa hilang. Harapan saya sih begitu.
Lalu, bagaimana dengan yang baru Ahad kemarin terjadi ini?
…..............… !!! *
(* Sebagai catatan, tulisan ini telah mengalami editan berulang kali ketika masih dalam bentuk draft. Saya sadar sepenuhnya bahwa sebaiknya hindari menulis ketika dalam keadaan marah. Maaf.).
////
No comments:
Post a Comment