Sabtu
pagi yang lalu,
“Hari ini ke taman tebet yang itu yuk?”. “Yaaah…
saya mau nge-bengkel, mi…..”.
…..
“Katanya
mau ke bengkel, kok belum berangkat?”. “Itu… bengkelnya di depan”, sambil
nunjuk ke arah depan atau halaman rumah.
***
Saatnya
pun tiba, untuk menyelesaikan urusan master kopling atas yang sudah tertunda
ber-bulan-bulan. Mumpung jadwal keluar lagi kosong.
Sekalipun
ada jadwal dadakan, seperti narasi di atas, dengan rasa menyesal saya reject.
Hehe….
Sebelumnya,
beberapa persiapan sudah dilakukan.
Saat
kegiatan pekerjaan pasca Lebaran belum sibuk dan padat, saya sempatkan sesekali
browsing sana sini, buat menambah wawasan seputar yang mau dikerjakan.
Haynes
pun juga dibaca lebih detail.
Okeh.
Saya
mulai. Kebetulan waktu menunjukkan pas di pukul 9 pagi. Bismillah.
Saya
coba kerjakan sesuai tahapan yang ada di Haynes, halaman 13-93, poin 9 sampai 13.
#9 - If the cylinder is to be dismantled, it
will first be necessary to obtain a cylinder repair kit. Start by detaching and
removing the trim panel from the underside of the facia on the driver’s side.
Katanya, kalo master koplingnya mau dibongkar,
repair kit-nya mesti disiapin dulu.
Berhubung rencana awalnya memang mau
pasang satu set master kopling yang baru, maka soal ini bisa dikesampingkan dulu.
Panel di bawah stir sudah saya
lepas sejak tahun lalu untuk satu keperluan, tapi belum saya pasang lagi
setelahnya. Kebetulan. :)
#10 - Place a suitable covering over the
floor carpet to prevent staining in the event of fluid spillage. Clamp the
fluid supply hose at the master cylinder end, then unscrew the retaining clip and
detach the hose from the cylinder. Position the hose out of the way and with
its end pointing up.
Cuman naruh alas di atas karpet doang beres dah. Sengaja taruh kain warna terang, supaya bisa kelihatan kalo
benar-benar ada tumpahan cairan, atau barangkali ada mur dan baut yang jatuh.
Kalo dipikir-pikir, urutan idealnya memang mesti dimulai dari selang master kopling.
Ada pertimbangan lain, maka saya dahulukan poin yang berikutnya.
#11 - Detach the operating rod clevis from the brake
pedal.
Awalnya saya bingung, apa yang dimaksud
dengan “operating rod clevis” ?
Setelah googling, ternyata…. oooo…. ini
toh yang dimaksud….
Cukup familiar sebetulnya, tapi nggak tahu apa namanya. Di Indo, apa istilahnya ya?
Secara teori, melepas pin dari rod clevis ini
mestinya mudah. Tinggal cabut kawat pengunci dari lubang yang ada di pin,
sehingga pin bisa dilepas. Ini yang ada di benak saya sebelum eksekusi.
Faktanya? Masya Allah………
Hampir setengah jam lebih saya berkutat cuman
untuk melepas si pin, tapi belum berhasil juga.
Sistem pengunci pin ternyata bukan seperti
yang diperkirakan sebelumnya.
Seperti apa? Nah itu dia, saat itu, saya juga masih belum tahu.
Area yang sempit nggak memungkinkan saya
untuk bisa melihat dengan jelas pengunci pin tersebut. Ditambah, menurut saya, orang yang dulu pernah memasang master kopling ini agak keliru dengan menempatkan posisi
pengunci pin di sisi dalam yang bersebelahan dengan tuas pedal rem. Lebih baik di
sisi luar, yang lebih free, sehingga mudah untuk dilepas.
Walhasil, maksimal hanya bisa mereka-reka
bentuknya sesuai hasil rabaan jari tangan.
Sepertinya cuma butuh dicungkil, dan sudah
saya coba dengan obeng minus, belum berhasil juga.
Di
milis, Makki pernah menulis; “Stelah hampir 1 jam berkutat dengan alat
yang terbatas akhirnya nyerah bongkar, tangan aja sulit masuk untuk buka
bautnya,….”. Idem dengan saya kalo gitu.
Akhirnya setelah dia panggil teman yang lebih mengerti, “……, dibuka speedometer dan lain2, cepat sekali tidak sampai
30 menit akhirnya master kopling atas bisa dikeluarkan, ….. “.
Saya coba melepas speedometer. Tapi nggak berpengaruh banyak untuk bisa
melepas si rod clevis. Mungkin, upaya melepas speedometer ini baru berguna bila
sudah sampai di tahap mencabut si master. Mungkin.
Jangan lupa, sebelum melepas speedometer, terminal negatif aki dilepas dulu. Biar aman.
Dan, satu setengah jam berlalu. Sudah mau jam
setengah sebelas.
Kayaknya, nggak sekedar cuma melepas speedometer.
Apakah harus melepas dashboard? Wow… jadi kemana-mana urusannya. Jadi ngeri
sendiri. Haynes saja gak nyebut soal ngebongkar speedometer, apalagi dashboard.
Saatnya cari bantuan ke senior nih….
buat tanya tips-tips-nya.
Coba kontak pak Harinoeg, gak tersambung.
Selanjutnya kontak pak Yan Parulian. Eh,
nyambung. Lagi-lagi saya "berhasil" merepoti pemilik 'Danga-danga'… hehehe….
Singkatnya, menurut beliau, gak perlu bongkar
dashboard. Disarankan untuk melepas as setir dari dudukannya. Ooo… I see. Langsung saya kerjakan.
Cover leher setir, dua tangkup atas bawah,
dilepas dulu.
Sesuai gambaran pak Yan, bahwa ada 4 mur.
Dilepas pakai kunci 10.
Jangan lupa, untuk melepas semua kabel, sebelum setir diturunkan.
Terima kasih banyak, pak Yan. Good advice!
Minggirnya as stir memang membuat ruang gerak
jadi lebih luas.
Urusan ngelepas pin-nya rod clevis dilewatin dulu. Lanjut ke langkah berikutnya.
#12 - Unscrew and detach the hydraulic pipe to the
operating cylinder from the master cylinder.
Melepas pipa hidrolik, yang bentuk pipa
ujungnya menekuk 180 derajat, dari ujung si master.
Baru nyadar kalo saya nggak punya kunci pas 13. Kebanyakan kunci ring. Untung, masih ada kunci inggris milik bapak. Btw, kunci
ini kayaknya hampir seumuran dengan saya…
#13 - Undo the two retaining nuts and withdraw the master cylinder.
Melepas
dua mur si master dari dudukannya.
Mur
di posisi bawah, mudah. Kelihatan jelas.
Agak susah waktu melepas mur di posisi atas,
karena ruangnya sempit. Pelan-pelan, beres juga. Tapi si master belum bisa
dilepas. Masih ada yang nyangkut.
Balik
lagi ke poin #10. Nge-beresin yang dilewatin tadi.
#10 - Place a suitable covering over the
floor carpet to prevent staining in the event of fluid spillage. Clamp the
fluid supply hose at the master cylinder end, then unscrew the retaining clip and
detach the hose from the cylinder. Position the hose out of the way and with
its end pointing up.
Instruksinya,
disuruh menjepit selang, mungkin supaya cairan kopling gak langsung menyembur
ketika kita mencabut selang dari master. Tapi karena cairan kopling di wadah sudah 99% kosong, nggak saya lakukan. Prediksi saya, paling cairan yang keluar nggak banyak.
Klip
pengecang dikendurkan dulu. Setelah itu,
ujung selang dicabut. Agak alot.
Sesuai dugaan, cairan kopling yang keluar tidak banyak, dan kotor sekali.
Ujung selang, kalo kata Haynes, dihadapkan ke atas. Tapi untuk yang ini, nggak usahlah. Saya biarkan menjuntai saja.
Setelah selang tercabut, maka selesai
sudah semua tahapan, kecuali melepas si rod clevis.
Lohor-an dulu, dan istirahat siang.
***
Sekitar
jam setengah 2, misi dilanjutkan kembali, yaitu melepas pin rod clevis.
Setelah
berkutat ber-puluh-puluh menit, dengan sesekali diselingi ngaso, si pin akhirnya bisa dilepas. Alhamdulillah.
Bagaimana
bisa terlepas? Yah pokoknya begitulah....
Nggak
ada fotonya, karena semua tangan kepake. Satu tangan megang rod clevis, satu lagi megang obeng.
Okeh.
Si master siap dilepas.
Tinggal
ditarik, tapi kok susah ya…
Dugaan
saya,mungkin terganjal karet ‘dust boot’-nya.
Karena
posisinya ada dibalik, dengan meraba-raba, dust boot saya kendurkan.
Tarik.
Tariiiiik. Tariiiiiiiiiiiiiiiiiik!
Dan
si master pun lepasssssss… Alhamdulillah…
Waktu menunjukkan lebih kurang pukul 14.30.
Berhitung. Mulai jam 9. Istirahat 11.30 sampai 13.30.
Total
waktu pekerjaan = 2,5 jam + 1 jam = 3,5 jam.
Hah??? ‘Tiga
setengah jam’ buat ngelepas master kopling atas doang?!
Wah, bisa diketawain oleh para fiater kawakan nih... hehehe....
Pasang
master baru-nya besoknya saja lah ya…
Setelah
Asar-an, kegiatan sore menjelang malam dimanfaatkan untuk sesi pemotretan
hal-hal terkait. [Emang cuman model aja yang bisa dipotret? Hehe….]
Kayak
gini nih, bentuk pin rod clevis dan penjepitnya.
Sistem
penjepit kayak gini, sebenarnya cukup mudah membukanya dengan obeng minus. Tapi
beberapa faktor kesulitan, diantaranya akibat ruang gerak yang sempit dan
posisi pengunci pin di sisi yang salah (sesuai komen saya di atas tadi), bikin
pekerjaan mudah jadi susah.
Ada
robek di ujung dust boot. Dugaan saya, bukan ini penyebab bocornya master.
Robek
tersebut mungkin terjadi baru hari ini, akibat “pemaksaan” yang saya perbuat
seharian ini.
Master
lama berdampingan dengan suksesor-nya.
Master
baru nggak ada konektor selangnya, yang kayak "meriam tank". Nanti punya master lama saja dipindahtugaskan.
Master yang lama mereknya “Bendix”.
Kalo, master yang baru mereknya apa? Hmm… gak jelas ya …
Setelah kegiatan pemotretan, masih ada waktu sebelum maghrib, dilanjutkan dengan kegiatan meniup selang cairan kopling. Tujuannya, mendorong cairan berikut kotorannya yang tersisa di selang untuk keluar.
Kalo punya kompresor enak kali ya...
Saya manfaatkan pompa ban saja, yang disambung dengan selang kecil.
Tiup dari ujung selang yang menjuntai tadi. Tiup juga dari lobang yang ada di wadah cairan kopling. Bergantian, dan dilakukan beberapa kali.
Nggak sempat saya foto.
***
Malamnya.
Obrolan pengantar tidur….
“Kalo
abi buka bengkel, pasti banyak pelanggan yang komplen ya, mi?”
“Ya
iyalah… kerjanya lama banget…”
“Hehehe….. “
Zzzzzzzz…
zzzz…zzzz
////