Menjelang
lebaran kemarin, Marzo tetap saya upayakan untuk bisa dipakai pada hari H.
Padahal
target awalnya, semua permasalahan terkait rem sudah dibereskan sebelum bulan
puasa.
Apa
daya. Minggu-minggu dan hari-hari menjelang bulan puasa benar-benar sibuk.
Di
bulan puasa ternyata situasi terbalik. “Time”-nya relatif ada dan memungkinkan,
tetapi fisik “montir”-nya zero. Kepayahan, karena hawa selama bulan puasa
kemarin benar-benar panas.
Saya
pikir, setidaknya saya butuh satu hari untuk menyelesaikan item-item pekerjaan
tersisa. Saya yakin, “satu hari” itu pasti ada.
Hari
yang dinanti itupun tiba. Pada hari Selasa, atau hari ke-27 puasa, berhasil juga
saya melaksanakan rencana untuk ngoprekin rem. All out.
Dari pagi sampai sore.
Cuaca
dan hawa memang sangat bersahabat seharian itu, mengisyaratkan tanda dan ciri
khas dari malam ganjil yang banyak dicari-cari orang. Alhamdulillah.
Status
terakhir atau permasalahan yang masih mengganjal adalah mengapa aliran cairan
rem tidak sampai ke silinder rem belakang.
Master
rem sudah diganti. Baru.
Silinder
rem roda belakang, kanan dan kiri, juga sudah diganti baru.
Pipa
yang berhubungan dengan silinder rem belakang juga sudah diperiksa dan di-tes.
Lancar, alias tidak mampet.
Sehingga
kecurigaan saya menuju ke benda yang disebut sebagai “master kodok” Katup Pengimbang, atau "katup P".
Kemungkinan mampet di situ.
Setelah
seharian itu membongkar, kemudian menggantinya dengan suku cadang baru,
akhirnya ketemu juga sumber masalahnya.
Biang
keroknya ternyata bukanlah si “master kodok” si katup itu, melainkan selang fleksibel
pendek yang menghubungkan pipa dari “master kodok” si katup ke percabangan pipa menuju
silinder rem roda belakang.
Karena
sudah sore, maka urusan ngoprek diperpanjang satu hari.
*
* *
Memulai
hari berikutnya dengan masalah baru.
Selang
ini mampet. Nggak bisa diakalin.
Sudah
disodok-sodok sekalipun. Nggak efek.
Menurut
pak Asep sewaktu saya tanya lewat telepon, selang itu mesti diganti. Nggak bisa
ditawar-tawar lagi. Bagian dalam selang sudah rontok. Makanya jadi mampet.
Hari
begini, H-2 menjelang lebaran, mau cari spare part kemana?
Agak hopeless.
Mas
Ano sudah ditanya, tapi dia nggak punya stok.
Toko
Borobudur ditelpon, tidak diangkat. Kemungkinan sudah libur.
Ketika
bendera putih nyaris dikibarkan, tiba-tiba teringat dengan bengkel Rudi cawang.
Mungkin sudah libur, tapi bengkel yang sekaligus merupakan rumah tinggal itu
bisa jadi masih ada penghuninya.
Maka
pagi itu meluncurlah saya ke cawang.
Sesuai
dugaan, bengkel sudah tutup tapi pintu pagar bisa diketuk. Lebih penting lagi,
ternyata pak Rudi punya stok selang yang saya cari. Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment