Tuesday, July 31, 2018

Masalah Rem Belakang

Menjelang lebaran kemarin, Marzo tetap saya upayakan untuk bisa dipakai pada hari H.

Padahal target awalnya, semua permasalahan terkait rem sudah dibereskan sebelum bulan puasa. 
Apa daya. Minggu-minggu dan hari-hari menjelang bulan puasa benar-benar sibuk.

Di bulan puasa ternyata situasi terbalik. “Time”-nya relatif ada dan memungkinkan, tetapi fisik “montir”-nya zero. Kepayahan, karena hawa selama bulan puasa kemarin benar-benar panas.

Saya pikir, setidaknya saya butuh satu hari untuk menyelesaikan item-item pekerjaan tersisa. Saya yakin, “satu hari” itu pasti ada.

Hari yang dinanti itupun tiba. Pada hari Selasa, atau hari ke-27 puasa, berhasil juga saya melaksanakan rencana untuk ngoprekin rem. All out. Dari pagi sampai sore.
Cuaca dan hawa memang sangat bersahabat seharian itu, mengisyaratkan tanda dan ciri khas dari malam ganjil yang banyak dicari-cari orang. Alhamdulillah.

Status terakhir atau permasalahan yang masih mengganjal adalah mengapa aliran cairan rem tidak sampai ke silinder rem belakang.

Master rem sudah diganti. Baru.
Silinder rem roda belakang, kanan dan kiri, juga sudah diganti baru.
Pipa yang berhubungan dengan silinder rem belakang juga sudah diperiksa dan di-tes. Lancar, alias tidak mampet.
Sehingga kecurigaan saya menuju ke benda yang disebut sebagai “master kodok”  Katup Pengimbang, atau "katup P". Kemungkinan mampet di situ.

Setelah seharian itu membongkar, kemudian menggantinya dengan suku cadang baru, akhirnya ketemu juga sumber masalahnya.

Biang keroknya ternyata bukanlah si “master kodok”  si katup  itu, melainkan selang fleksibel pendek yang menghubungkan pipa dari “master kodok”  si katup ke percabangan pipa menuju silinder rem roda belakang.



Karena sudah sore, maka urusan ngoprek diperpanjang satu hari.

* * *
Memulai hari berikutnya dengan masalah baru.

Selang ini mampet. Nggak bisa diakalin.
Sudah disodok-sodok sekalipun. Nggak efek.
Menurut pak Asep sewaktu saya tanya lewat telepon, selang itu mesti diganti. Nggak bisa ditawar-tawar lagi. Bagian dalam selang sudah rontok. Makanya jadi mampet.

Hari begini, H-2 menjelang lebaran, mau cari spare part kemana? Agak hopeless.
Mas Ano sudah ditanya, tapi dia nggak punya stok.
Toko Borobudur ditelpon, tidak diangkat. Kemungkinan sudah libur.
Ketika bendera putih nyaris dikibarkan, tiba-tiba teringat dengan bengkel Rudi cawang. Mungkin sudah libur, tapi bengkel yang sekaligus merupakan rumah tinggal itu bisa jadi masih ada penghuninya.
Maka pagi itu meluncurlah saya ke cawang.

Sesuai dugaan, bengkel sudah tutup tapi pintu pagar bisa diketuk. Lebih penting lagi, ternyata pak Rudi punya stok selang yang saya cari. Alhamdulillah.


Pada hari itu juga, selang baru langsung dipasang.

Dan cairan rem pun mengalir sampai nipel belakang.
Mission accomplished!


* * *


Apakah pada hari Lebaran itu, Marzo berhasil meluncur dari halaman?

Ah, sudahlah….

Ending story yang sampai saat ini masih bikin saya sebal bila mengingatnya…


////

No comments:

Post a Comment