Roof rack
ini belum sekalipun pernah dipasang sejak tulisan tentangnya dibuat pada
pertengahan 2014 lalu. Bahkan pada tahun tersebut-pun tidak. Hehe…
Rencana
untuk memasangnya, yang biasanya ditepati dengan momen hari raya, sering menguap
seiring jalannya waktu dan kesibukan di hari-hari menjelang lebaran.
Maka, setelah
cukup lama menghuni kolong bangku ruang tamu, akhirnya pada lebaran tahun ini, roof
rack dipaksakan untuk dipasang lagi.
Langkah-langkahnya.
1. Pasang dulu karet dudukan, sesuai slot-nya.
2. Tempatkan frame ke atas mobil.
Cekungan di dasar karet dudukan ditempatkan persis di atas karet lis atap.
Berhubung cuma buat “gaya”, alias nggak bakal dibebani barang, maka posisi maupun jarak
antar frame dipasang tidak terlalu mengikuti standar.
Frame
sengaja saya pasang agak ke maju depan, baik untuk pintu depan maupun pintu
belakang, karena pengalaman pernah kejedot sebelumnya. Saya perhitungkan benar
supaya tidak mengenai kepala pada saat posisi orang mau masuk kabin.
Biar
akurat, setelah diukur pakai meteran, posisinya di-‘marking’ pakai lakban.
Bila
posisi sudah mantap, frame-nya sendiri juga harus di-adjust panjang overhanging
kiri dan kanannya. Jangan sampai panjang sebelah.
3. Pasang konektor penjepit.
Satu
hal dari roof rack ini yang saya tidak suka adalah sistem koneksinya.
Kalo
ngelihat gambar skema potongannya, berpotensi bikin goresan
di frame pintu.
4. Pasang baut pengunci.
Kencangkan
dengan memutarnya. Sampai pemutarnya mentok, lipat rapi ke arah bawah.
5. Terakhir; pasang penguncinya.
Pastikan,
poros pengunci dan pengait atas-bawah (terutama yang atas) sudah masuk ke slot
lubangnya masing-masing.
6. Selesai. Tahun ini, dipastikan, Marzo mudik
lebaran dengan roofrack. J
***
Selesai
ceritanya? Belum…..
H+1. Dalam perjalanan dari Depok menuju Pondok Gede,
turun hujan lebat di Jagorawi.
Bocor!
Air turun
menetes cukup banyak (mau nulis “deras” kok nggak rela yaaaa….) dari sela-sela pintu sopir dan penumpang kiri. Dua pintu lainnya, aman [Sempat kepikiran, kenapa bocor cuma di dua pintu….].
Alhamdulillah
‘alaa kulli hal.
Saat itu,
kejadian tak terduga ini sukses bikin saya “mendung”. Apalagi, ditambah penumpang sampai kebasahan.
Sempat berpikir,
roof rack tamat riwayatnya. Umur pasangnya ternyata cuma sampai hari kedua lebaran.
[Pada H-1,
kebocoran ini sebenarnya sempat terdeteksi ketika terkena hujan sebentar di
jalan, saat perjalanan pulang dari Gambir. Saya agak menyepelekan ini].
Setelah
urusan protokoler (makan siang) selesai, dan hujan deras tinggal menjadi
gerimis, saya langsung bersegera untuk membongkarnya saat itu juga.
Eh,
sebelum dibongkar, malah ketemu penyebabnya. Alhamdulillah.
Ujung
konektor penjepit ternyata terpasang dengan posisi mendesak balon-nya karet
pintu jepit. Terjadi di
pintu sopir dan belakang kiri.
Pantas
saja…….bocor. Karena pintu tidak ter-seal dengan rapat.
Nah, cara
pasang yang benar begini. Ujung konektor penjepit langsung masuk ke sela-sela
karet pintu.
Problem
solved.
Roof rack-pun
urung dibongkar. Bahkan sampai saat tulisan ini dibuat. [Padahal sudah sebulan
lewat dari lebaran.].
////
No comments:
Post a Comment