Monday, July 31, 2017

Pasang Roof Rack




Roof rack ini belum sekalipun pernah dipasang sejak tulisan tentangnya dibuat pada pertengahan 2014 lalu. Bahkan pada tahun tersebut-pun tidak. Hehe…
Rencana untuk memasangnya, yang biasanya ditepati dengan momen hari raya, sering menguap seiring jalannya waktu dan kesibukan di hari-hari menjelang lebaran.

Maka, setelah cukup lama menghuni kolong bangku ruang tamu, akhirnya pada lebaran tahun ini, roof rack dipaksakan untuk dipasang lagi.



Langkah-langkahnya.

1.    Pasang dulu karet dudukan, sesuai slot-nya.



2.    Tempatkan frame ke atas mobil. Cekungan di dasar karet dudukan ditempatkan persis di atas karet lis atap.


Berhubung cuma buat “gaya”, alias nggak bakal dibebani barang, maka posisi maupun jarak antar frame dipasang tidak terlalu mengikuti standar.
Frame sengaja saya pasang agak ke maju depan, baik untuk pintu depan maupun pintu belakang, karena pengalaman pernah kejedot sebelumnya. Saya perhitungkan benar supaya tidak mengenai kepala pada saat posisi orang mau masuk kabin.


Biar akurat, setelah diukur pakai meteran, posisinya di-‘marking’ pakai lakban.

Bila posisi sudah mantap, frame-nya sendiri juga harus di-adjust panjang overhanging kiri dan kanannya. Jangan sampai panjang sebelah.

3.    Pasang konektor penjepit.


Satu hal dari roof rack ini yang saya tidak suka adalah sistem koneksinya.
Kalo ngelihat gambar skema potongannya, berpotensi bikin goresan di frame pintu.


  
4.    Pasang baut pengunci.



Kencangkan dengan memutarnya. Sampai pemutarnya mentok, lipat rapi ke arah bawah.


5.    Terakhir; pasang penguncinya.


Pastikan, poros pengunci dan pengait atas-bawah (terutama yang atas) sudah masuk ke slot lubangnya masing-masing.




6.    Selesai. Tahun ini, dipastikan, Marzo mudik lebaran dengan roofrack.  J



***

Selesai ceritanya? Belum…..

H+1.  Dalam perjalanan dari Depok menuju Pondok Gede, turun hujan lebat di Jagorawi.
Bocor!
Air turun menetes cukup banyak (mau nulis “deras” kok nggak rela yaaaa….) dari sela-sela pintu sopir dan penumpang kiri. Dua pintu lainnya, aman [Sempat kepikiran, kenapa bocor cuma di dua pintu….].
Alhamdulillah ‘alaa kulli hal.
Saat itu, kejadian tak terduga ini sukses bikin saya “mendung”. Apalagi, ditambah penumpang sampai kebasahan.
Sempat berpikir, roof rack tamat riwayatnya. Umur pasangnya ternyata cuma sampai hari kedua lebaran.

[Pada H-1, kebocoran ini sebenarnya sempat terdeteksi ketika terkena hujan sebentar di jalan, saat perjalanan pulang dari Gambir. Saya agak menyepelekan ini].

Setelah urusan protokoler (makan siang) selesai, dan hujan deras tinggal menjadi gerimis, saya langsung bersegera untuk membongkarnya saat itu juga.
Eh, sebelum dibongkar, malah ketemu penyebabnya. Alhamdulillah.

Ujung konektor penjepit ternyata terpasang dengan posisi mendesak balon-nya karet pintu jepit. Terjadi di pintu sopir dan belakang kiri.


Pantas saja…….bocor. Karena pintu tidak ter-seal dengan rapat.


Nah, cara pasang yang benar begini. Ujung konektor penjepit langsung masuk ke sela-sela karet pintu.



Problem solved.
Roof rack-pun urung dibongkar. Bahkan sampai saat tulisan ini dibuat. [Padahal sudah sebulan lewat dari lebaran.].

////

No comments:

Post a Comment