Monday, August 15, 2016

Ganti Ban Luar

Beberapa bulan lalu, sebenarnya saya sudah punya pikiran dan ancang-ancang untuk membeli ban baru. Minimal sebuah, untuk ban cadangan.
Dari sejumlah ban luar yang saya punya, apabila dipatuhi anjuran bahwa ban umur 3 tahun sebaiknya diganti, maka tidak ada satupun yang lolos seleksi.
Empat ban terpasang, merek Achilles tipe Platinum, semuanya produksi tahun 2012.
Lima ban lainnya, Bridgestone tipe Turanza, yang merupakan peninggalan pemilik lama, lebih lawas lagi. Produksi tahun 2005  dan, bahkan ada yang tahun 2000 (!).

Sehingga, akibat “ban telat spooring” tersebut, saya nggak kaget-kaget amat ketika situasi langsung menempatkan saya harus membeli ban baru. Pagi hari ketemu masalah, siangnya langsung saya pergi keluar ke toko ban. Saya putuskan beli dua buah ban baru.

Awalnya pengen tetap pakai merek Achilles.
Setelah browsing-an sebelumnya, dengan beberapa pertimbangan,di antaranya pertimbangan pilihan toko ban terdekat yang ada [karena saya memikirkan, akan wara-wiri setidaknya dua kali membawa ban dengan motor], pilihan jatuh di merek Bridgestone, tipe Ecopia.

Pada akhirnya, saya ganti pilihan menjadi tipe Techno, berhubung saat itu sedang tidak tersedia ukuran 175/70-R13 untuk tipe Ecopia.

Informasi di situsnya, Techno memang sesuai untuk mobil-mobil sejenis Marzo (dan Igan).


Alhamdulillah.
Sekarang, saya punya lima ban siap tempur dengan ukuran sama, 175/70-R13.
Kedua buah ban baru akan dipasang di belakang. [Catatan: Saya ber-aliran “ban baru dipasang di roda belakang”].
Sepasang Achilles akan berposisi di depan.
Dan, satu Achilles lainnya akan “duduk di bangku cadangan”.




Hmm… Belum betulin kaki-kaki, saya sudah kena jajan 2 kali 420 ribu. Hehe….


***

Update:  Gambar ban terpasang. Stiker-nya nggak usah dilepas.   :)


////

Sunday, August 14, 2016

Masalah Kaki-kaki

24 Juli lalu, lagi-lagi kening saya berkerenyit.
Saat sampai di depan rumah bang Sofyan dan kak Winda untuk acara silaturahmi pasca lebaran (suka di-istilahi orang-orang sebagai “halal bi halal”), nggak sengaja saya melihat sekilas dari kejauhan sisi dalam ban depan kanan dalam keadaan polos.
Berhubung lagi ada acara, maka urusan kolong-mengolong saya tunda dulu.

Baru sabtu kemarin, saya berkesempatan mengurus ini.

Wow…
  

Saya sampai terkesima.
Ada rasa syukur, bahwa selama memakai Marzo sebelum-sebelumnya, saya dan sekeluarga tidak mengalami kejadian yang bisa me-mudharat-kan kami. Alhamdulillah.



Benar-benar habis. Licin. Tanpa kembang ban sama sekali.
Bahkan di satu bagian, kawat-kawat bajanya sampai terlihat.

Saya harus akui, bahwa saya kecolongan.
Masalah pada kaki-kaki Marzo memang sudah terdeteksi cukup lama. Tapi hanya di sisi kiri.
Karena saya nilai masih aman, spooring-nya saya tunda terus.
Eh, nggak tahunya, sisi kanan yang biasanya dalam keadaan aman tentram malah yang “kena”.

Saya belum tahu persis, penyebabnya apa atau fail-nya di mana.
Karena merasa awam soal per-kaki-kaki-an, saya putuskan, ini biar dibenerin bengkel saja.

////

Saturday, August 13, 2016

Tentang Kunci Roda

Memang ada cerita tersendiri.

Sejak awal memiliki Marzo, saya sebetulnya heran.
Mengapa kunci roda peninggalan pemilik sebelumnya ini tidak bisa masuk dengan pas di slot-nya pada rumah dongkrak.
Tapi, lama kelamaan saya jadi paham, kalo ternyata bukan kunci roda ori.
[Saat proses pembuatan tulisan ini, saya baru tahu kalo di kunci roda ini tertera tulisan “made in japan”].



Sampai kemudian pada awal tahun lalu, saya menemukan sebuah iklan.


Wah… 
Berkecamuk dalam pikiran, selama ber-minggu-minggu….

Daripada penasaran….


Dibikin happy saja. Ibarat menemukan satu keping puzzle yang hilang.


Dasar memang jodohnya, kunci roda orisinil ini langsung ‘plek’ ketika dipasang.

Hanya saja, untuk keperluan operasional, saya tetap pakai kunci roda yang lama.


Ketika saya ceritakan soal “perburuan” kunci roda dari Itali ini ke dua rekan kerja, langsung terlihat ada perubahan pada roman muka mereka. Reaksi itu lebih kurang bisa diterjemahkan sebagai sebuah komentar, “Memangnya di sini nggak ada yang jual kunci roda?”.
Saya pikir, ini respon yang normal dari siapa saja ketika mengetahui cerita ini. Hehe…

Ya… Begitulah…
Kalo sudah masuk ke ranah hobi, kadang bisa dijumpai hal-hal yang  terasa nggak masuk di akal.
Oleh karenanya, saya terkadang heran. Terutama, heran terhadap komunitas Fiat. Juga, heran terhadap diri saya sendiri.  :)

////