Satu
waktu di awal September, saat Jakarta sedang panas-panasnya.
Didorong
rasa penasaran mengenai berapa suhu atau temperatur di dalam kabin, maka saya iseng meletakkan pajangan lemari yang terdapat pengukur suhu atau “termometer”-nya
ke dalam mobil.
Waktu
itu, kami pergi ber-silaturahmi ke rumah bang Sofyan dan kak Winda di daerah
Jati Asih. Acara arisan keluarga, sekaligus sukuran atas selesainya renovasi rumah mereka.
Sementara saya dan keluarga “parkir” untuk makan siang di dalam rumah, Marzo parkir untuk “makan angin” di tempat
terbuka.
Sekali
sempat saya periksa. Pengen tahu.
Masya
Allah. .. suhunya 46 derajat celcius…
Padahal
kaca sudah dibuka dan ber-celah sedikit.
Pantes
saja, kalo jalan siang, AC kayak gak nampol sama sekali.
Pajangan
tersebut pun tetap nginap di dalam mobil. Nggak saya kembalikan lagi ke lemari.
Sampai
sekitar 2 minggu kemudian, saat mau jalan pagi (tapi kesiangan), saya mendapati
alat pengukur suhu pada pajangan tersebut sudah ERROR!
Sepertinya
suhu kabin sempat nembus di atas 50 derajat, dan itu membuat si air raksa
“bingung” cari jalan keluar.
Sudah
coba saya pancing, dengan cara didekatkan ke mesin mobil yang panas dan hidup, dengan harapan si
garis merah-nya menyatu.
Memang
sih sempat menyatu, tapi setelah dingin, kembali lagi ke keadaan error ini.
Inilah
akibat menempatkan sesuatu atau barang tidak pada tempat semestinya, dan tidak
sesuai peruntukkannya.
Termometer
buat pajangan dan -mungkin- hanya untuk mengukur suhu ruangan, kok malah
ditaruh di mobil….makanya jebol … hehe..
No comments:
Post a Comment