Ini salah satu contoh akibat menunda suatu urusan.
Waktu terakhir
kali di-charge karena sempat tekor sekitar akhir tahun 2013, si tukang charger
aki sudah wanti-wanti supaya aki diganti. Wajar saja, karena saat itu, umur aki
sudah 2 tahun lewat. Masih untung, masih
bisa di-charge.
So? Tunggu
apalagi?
Gara-gara
ada keinginan untuk menggenapkan umurnya menjadi 3 tahun di bulan Juli besok, maka urusan mengganti aki saya tunda. Ego pribadi. Biar saya bisa bilang ke yang lain kalo aki saya bisa awet sampai 3 tahun... hehe...
Selain itu, alasan klasik, dananya juga masih
kepake buat yang lain… hehe…
Qodarullah,
Sabtu kemarin, Marzo emoh dihidupkan saat mau diajak pergi dari parkiran sebuah
pusat ritel di MT Haryono Cawang.
Awalnya,
agak sedikit panik, karena kepikiran akan waktu yang sudah menunjukkan
jam 3 lewat. Toko-toko aki tutup jam berapa ya?
Mau nge-jumper, tapi sama siapa? Waduh...
Mau nge-jumper, tapi sama siapa? Waduh...
Lalu, setelah
mengantar keluarga dengan taksi sampai ke rumah, dan sholat ashar, mulailah saya
berburu aki, dengan motor.
Saya yakin
seyakin-yakinnya, kalo di Otista banyak toko aki. Tapi saya memilih mendahului pencarian
di sekitaran rumah lebih dahulu.
Oleh bengkel
charger aki, saya ditunjuki sebuah toko aki di jalan Warung Buncit 8. Nggak sukses.
Aki-nya
sih banyak, tapi merek ‘Incoe’ yang saya cari nggak ada. Lagi kosong.
"Fanatik merek ya?"
Nggak juga sih. Cuman karena kejadiannya terlalu mendadak, saya jadi nggak punya gambaran soal aki mana yang cocok buat Marzo. Ambil pikiran praktis, cari saja merek dan tipe aki yang sama dengan yang sebelumnya.
Lalu saya ke
bengkel dekat rumah. Nggak sukses juga.
Oleh kepala
bengkel, saya ditunjuki ke sebuah toko aki di dekat flyover Pancoran.
Sudah
sampai, dan masuk ke toko. Eh, petugasnya nggak ada. Ini jualannya niat apa nggak
sih ya? Ditungguin 3 menit-an, akhirnya saya tinggal pergi.
Jam di HP sudah
menujukkan pukul 16:39. Agak was-was, karena hari makin sore dan cuaca agak mendung.
Motor segera dilajukan ke Otista…mendarat di sebuah
toko aki, dan si 'Incoe' langsung didapat.
Harganya
cukup ngagetin, karena terakhir saya tahu harganya di sekitar 600 ribuan.
Setelah
di-diskon, jadi 825 ribu. [Malamnya, saya google, memang harganya di sekitar angka itu].
Aki lama kalo mau diberikan ke toko masih bisa dihargai 100 ribu. Lumayan-lah. [Tapi karena saat itu hari sudah sore dan toko juga sudah mau tutup, aki lama baru saya bawa menyusul keesokan harinya (yaitu hari Ahad).]
Aki lama kalo mau diberikan ke toko masih bisa dihargai 100 ribu. Lumayan-lah. [Tapi karena saat itu hari sudah sore dan toko juga sudah mau tutup, aki lama baru saya bawa menyusul keesokan harinya (yaitu hari Ahad).]
Segera Marzo dibawa pulang.
"Motornya ditinggal?"
Setelah
maghrib-an, saya kembali lagi untuk mengambil motor dengan diantar adik saya,
Akbari.
[Maaf, foto saya saat mengganti aki di parkiran nggak ada. Lagi stress kok foto-foto... hehe... :) ]
////
No comments:
Post a Comment