Wednesday, October 31, 2018

Seputar Newbie

Kalo ingat masa-masa awal, saat baru mempunyai Marzo, terkadang ada beberapa hal yang terasa konyol kalau dipikirin pada saat ini, atau dipikirin saat baru mengetahui hal yang sebenarnya.

Salah satunya, soal rem tangan.

Sebelum berpindah tangan, pak Bambang memang sudah menjelaskan kalo rem tangan nggak bisa dipakai, karena kabelnya putus. Ngakunya sih, putus setelah ngebetulin knalpot.

Kemudian, memang dasarnya karena masih newbie, dengan tanpa beban Marzo sempat saya bawa kemana-mana dengan kondisi tanpa rem tangan.
Pikiran simpel saya waktu itu adalah, pak Bambang saja bisa membawanya dari rumahnya di Pamulang ke tempat serah terima di Perdatam, kok saya nggak bisa.
Memang, terkadang urusan terasa jadi lebih mudah kalo dijalankan tanpa beban.

Setidaknya kondisi “hand brake-less” dialami selama beberapa minggu, sebelum akhirnya “ditepikan” di bengkel empang.
Setelah dibetulin om Chandra, maka rem tangan jadi berfungsi.
Tapi, konyolnya, saya malah nggak atau belum tahu cara mempergunakannya. Sebatas tahu hanya untuk kepentingan parkir saja.

Ketika perjalanan pulang dari bengkel ke rumah dan ber-macet-macet “nggak ria” di tanjakan (yang sebenarnya landai tapi panjang) di jalan Haji Juanda selepas Cirendeu menuju Lebak Bulus, asli, itu benar-benar menjadi satu sore yang mencekam, di tengah suasana hujan gerimis yang agak lebat.
Berulang kali Marzo ngesot, karena saya tidak tahu cara  mengkombinasikan antara gigi satu, rem kaki, rem tangan dan gas. Sampai-sampai mobil di belakang memberi jarak agak jauh dan nggak mau dekat-dekat. Sepertinya dia khawatir dengan gerak-gerik Marzo yang “mencurigakan”. Hehehe...

Alhamdulillah. Saya sampai dengan selamat sampai di rumah.
Setelahnya, hal yang pertama saya tanyakan ke saudara ipar waktu kami ketemu adalah bagaimana cara menggunakan rem tangan, terutama saat keadaan macet di tanjakan.

Gumaman manusiawi-pun muncul, “Oooh.... begitu caranya.... “.
Yah... maklumlah...
Namanya juga masih newbie.... hehehe...

////