Thursday, May 31, 2018

Masalah Aki

Awal bulan Mei ini ada sebuah euforia kegembiraan, akibat terdengarnya lagi deru mesin Marzo di halaman rumah setelah “mute” selama ber-minggu-minggu (Sebenarnya sih “berbulan-bulan”….  hehe….).

***

Saking lamanya, saya sampai lupa, kapan terakhir kali memanaskan mesin. Januari? Februari?
Pastinya, saat kali pertama mencoba men-starter, yaitu pada sekitar akhir Maret, nggak mau hidup sama sekali.

Seperti biasa, tertuduh utama adalah aki.
Setelah di-charge ber-ulang-ulang pakai alat sendiri, dan pernah sekali dibawa ke tukang cas aki, masih belum berhasil hidup juga. Jadi heran, aki umur baru setahun kok sudah mati?
Tuduhan sempat juga beralih ke yang lain. Tetapi malah jadi bingung sendiri untuk menentukan penyebabnya. CDI-nya? Atau, dinamo starter? Ujung-ujungnya bisa berakhir ke duit juga.....

Pada akhirnya, saya mengikuti saran dari Ryan, seorang tetangga yang baik hati yang pernah membantu saya nge-bleeding rem, yaitu mengganti air aki.
Nggak terlalu berharap banyak sebetulnya, tetapi tetap saya lakukan, karena untuk beli aki yang baru, hati (dan dompet) masih terasa berat. Selain itu juga, hitung-hitung buat nambah pengalaman baru.

Langkah-langkah pekerjaannya banyak terdapat di yutub. Ringkasnya begini:
1.    Air aki lama dikuras habis
2.    Dikocok beberapa kali dengan air panas.
3.    Aki diisi kembali dengan air accu zur.
4.    Aki di-cas.

Saya beli air accu zur sebanyak 3 botol ukuran 1000ml. Terpakai lebih kurang dua setengahnya, atau 2.5 liter.


Selama memakai alat Automac, sepertinya baru kali ini saya melihat warna lampu indikator biru menyala sendirian. Biasanya, lampu indikator warna merah di sebelahnya masih menyala remang-remang.


Jadi timbul rasa optimis.
Saking antunsias-nya, aki langsung saya coba walau di-cas belum terlalu lama. Ternyata, mesin masih belum bisa hidup.
Aki di cas lagi, dengan lama waktu lebih lama. Di atas 12 jam.
Setelahnya, dicoba lagi.  YES!

Alhamdulillah.

***
Kegembiraan ternyata tidak berlangsung lama karena satu hal.
Mesin dengan segera saya matikan, setelah melihat ada tetesan bensin jatuh di posisi sedikit di atas alternator.
Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Nyaris saja……. nyaris….nyaris….
Cukup beruntung, kotak filter udara sedang saya lepas saat itu (biasanya nggak pernah dilepas), sehingga kejadian ini bisa langsung ketahuan.


Setelah ditelusuri, bensin merembes keluar dari hubungan selang dengan karbu.

Saya pernah baca (mungkin) di milis, ada Fiater yang pernah punya pengalaman serupa. Nyaris jadi musibah.
Anyway. Posisi selang berisi bensin melintang di atas alternator memang agak beresiko.

***


Setelah dilepas, selang dipotong sedikit dan dirapihkan potongannya, kemudian dipasang lagi dan dikencangkan klem-nya.
Sampai tulisan ini dibuat, alhamdulillah, bensin tidak merembes keluar lagi.

////