Sekitar
dua minggu setelah awal kejadian, atau seminggu setelah pipa rem baru patah, baru
terpikir untuk cari suku cadang bekas di tempat cak Fahri di Parung.
Setelah
saya kontak, dan dijawab bahwa barangnya ada, maka pada akhir pekan itu, meluncurlah saya hingga sampai di lapaknya.
Ini
kali pertama saya menginjakkan kaki di tempat semacam ini, yang di luar sono
biasa disebut sebagai “scrap yard”.
Nama
Cak Fahri (dan Warung Fiat, atau “Waryat”) itu sendiri cukup kondang di
komunitas Fiat. Sebagai penyedia suku cadang copotan dari -khusus- mobil-mobil Fiat yang
disudahi umurnya. "Dikampak”,
begitu istilahnya.
Sayangnya,
cak Fahri saat itu lagi nggak di tempat. Tetapi sudah men-delegasikan urusan
saya tersebut ke keponakannya.
Ada
dua set kaki-kaki belakang yang ditunjukkan ke saya. Masih komplit dengan
tromol dan pipa remnya. Entah dari mobil kepunyaan siapa. Mobil yang bernasib
malang ….
Ternyata,
kejadiannya hampir sama dengan yang saya alami, yaitu mur konektor susah dilepas.
Sehingga, saya putuskan untuk mem-pending urusan ini dan balik pulang saja.
[Eh, saat itu saya nggak terpikir untuk ambil-ambil foto. Saking sibuknya nontonin orang mencoba melepas pipa
rem].
Seminggu
setelahnya, Parung saya datangi kembali. Sebelumnya, sudah dapat kabar gembira dulu bahwa
pipa rem tersebut sudah berhasil dilepas.
Kali
ini ketemu cak Fahri-nya langsung. Ngobrol-ngobrol dulu sekitar satu jam-an
kurang.
Ditawari juga pipa rem panjang yang menuju ke roda belakang kiri.
Ya
sudah, sekalian saja. Walaupun saat ini lagi nggak perlu.
Alhamdulillah.
Pipa
rem belakang kanan terpasang kembali.
////