Kegiatan
hari Ahad kemarin adalah membongkar Master Rem.
Sedikit kilas balik.
Master rem
tertangkap basah sedang bermasalah adalah sejak awal tahun ini.
“Hanya”
dibelikan seal kit-nya, karena kondisi stok suku cadang sedang kosong di pasar
lokal.
Awalnya
mau dibongkar pasang sendiri, tapi karena ada satu mur yang susah
dilepas, maka saya rencanakan untuk sekalian dikerjakan oleh bengkel saat Marzo
cek-up sebelum lebaran.
Rencana direvisi lagi, yaitu hunting suku cadang baru. Seal kit nggak jadi dipakai. Menimbang masukan dari om Chandra-nya Fiatretropolis, yang berdasarkan pengalamannya, bahwa master yang diganti seal kit-nya saja biasanya nggak akan awet lama.
[Saat proses pencarian, saya jadi mengerti.
Mengapa ada beberapa fiater yang men-subtitusi-nya dengan suku cadang milik
mobil lain].
Setelah
melewati waktu yang cukup panjang (terutama, untuk ngumpulin dana), pada akhir bulan lalu, master rem yang baru akhirnya
ada di tangan. Alhamdulillah.
Direncanakan
akan dibawa ke bengkel, sampai kemudian ada kejadian yang mengkondisi-kan saya harus
bongkar-pasang sendiri.
Okeh.
Langkah-langkah
pekerjaan versi saya. [Haynes nggak dilihat-lihat
lagi. Cukup pelajarin cara-caranya dari yutub saja].
1.
Targetnya
adalah melepas mur pada booster dan konektor selang pipa.
Eh, ya. Sebelumnya, cairan rem yang masih ada di tangki, sebaiknya dikuras dulu.
2.
Melepas dua
mur pada booster. Pakai kunci nomor 13.
Salah satu
mur, yaitu yang berada di sisi luar, menjadi “handicap” proyek ini.
Dulu saya tidak
bisa melepasnya. Sekarang, harus bisa!
Kendalanya; tidak ada ruang yang cukup untuk menggerakkan tools.
Hal ini
sampai saya diskusikan secara khusus dengan pak ABS via email. Menurut beliau,
pakai kunci ring juga bisa.
Pada
akhirnya, mur ini memang bisa dilepas dengan kunci ring. Walau agak lama untuk
melepasnya karena kunci hanya bisa diputar sedikit demi sedikit.
Mur yang
berada di sisi dalam relatif lebih mudah dibuka. Pakai kunci sok.
3.
Melepas
konektor pipa saluran rem.
Ada 2 konektor.
Konektor pertama,
mestinya dibuka pakai kunci 12.
Tapi berhubung
konektornya ternyata sudah aus, maka dilepas dengan bantuan tang.
[Heran… Kok aus-nya bisa sampai kayak gini yah? Apakah pada era pemilik sebelumnya, master rem ini dulunya sering dibongkar-pasang?]
[Heran… Kok aus-nya bisa sampai kayak gini yah? Apakah pada era pemilik sebelumnya, master rem ini dulunya sering dibongkar-pasang?]
Jadi PR
nih. Saya sudah ada beberapa ide. Tapi kalo nanti nggak sempat diakalin, ya
sudah, pasang lagi saja dengan bantuan tang.
Konektor kedua
memakai kunci pas ukuran 13. Relatif lebih mudah dibuka.
4.
Master rem
sudah bisa dilepas.
Manusia
terkadang memang perlu sekali-kali dikasih sebuah peristiwa yang mengejutkan.
Katakanlah, sebagai penegur dan pengingat. Supaya jangan menunda-nunda suatu
urusan. Terlebih urusan yang jelas ada maslahat-nya.
Sedikit kisah
di balik tulisan.
Akibat 3
minggu nggak keluar, dan tangki cairan rem nggak dikontrol, maka saat mobil mau
dipakai pada hari Sabtu lalu, baru ketahuan kalo tangki sudah kosong.
Setelah tangki
diisi penuh lagi, panasin mobil sebentar, …. wess…. keluar dari batas pintu
pagar, dan … masya Allah.... rem blong!
Rupanya,
sistem rem-nya sudah keburu “masuk angin”.
Alhamdulillah ‘ala kulli haal.
Untunglah
posisinya masih di jalanan datar di depan rumah, belum sampai berbelok ke jalan
menurun setelahnya.
Saya tidak
bisa membayangkan, apa yang akan terjadi jika sudah sampai di turunan tersebut.
Horor!
////