Sokbreker,
alias shock breaker atau shock absorber.
Masalah
kaki-kaki yang kemarin itu, sedikitnya telah memaksa saya “keluar kandang”.
Selain harus
membeli ban luar baru, saya juga jadi terpacu untuk memikirkan proyek sokbreker
yang sudah cukup lama tertunda.
Sokbreker
depan sebelah kiri, memang sudah “berisik” sejak lama. Mungkin, ada sekitar 2
tahun-an lebih. [Hehehe… lama bener, yak?]
Waktu terakhir
ketemu pak Asep di bengkelnya pertengahan tahun lalu, malah sampai
dikomentarin, “sok-nya sudah mati nih..”.
Kalo dipikir-pikir,
kondisi sekarang sebenarnya cukup pas. Masalah sokbreker ini kan bisa diikutsertakan
dengan paket pekerjaan kaki-kaki bila nanti dibawa ke bengkel.
Tapi, berhubung
sudah niat pengen dikerjakan sendiri, so…. dijalankan saja dulu.
Sudah nyadar
dari awal, bahwa ini butuh 'effort' (terutama, dana) yang cukup lumayan. Oleh
karena itu, pernak-pernik yang berhubungan dengan proyek sokbreker ini dikumpulkan
satu demi satu, walau makan waktu agak lama.
Per. Nama
aliasnya, per keong.
Saya beli
seken pertengahan November 2014 dari Fajar Erlangga, fiater asal Tangsel.
Sebetulnya ini buat jaga-jaga saja.
Per yang
masih terpasang kayaknya sih masih oke. Semoga begitu.
Karet boot.
Karet yang
saat ini masih terpasang memang harus diganti. Sudah bodol.
Saya
datangkan sepaket dengan pembelian “per”, walau bisa dikatakan, ini dibeli secara
nggak sengaja.
[Awalnya
cuman nanya saja, belum pengen beli. Eh, nggak tahunya, diikutkan dalam pengiriman bersama paket “per”. Bikin saya kaget dua kali. Pertama, kaget
karena hal ini. Kedua, kaget karena barang se-abrek-abrek
ini sudah dikirim dan bahkan sudah sampai di rumah duluan sebelum dibayar. ‘Trustworthy’
ternyata ada di komunitas Fiat….. ].
Sokbreker.
Setelah
ber-tahun-tahun diincar, sokbreker ini –akhirnya- bisa saya punyai.
Alhamdulillah.
Tipe oli.
Merek Monroe.
Saya
datangkan dari mas Ano pada awal bulan Februari lalu, setelah cukup sering saya
tunda-tunda terus pembeliannya. [Semoga nggak dianggap sebagai “php” oleh mas
Ano. Hehe…. ]
Terakhir,
alat bantu, yaitu Treker.
Kata
orang-orang sih, ini buat nge-press per. Berhubung saya belum pernah coba dan
pakai, jadi saya percaya aja-lah dengan apa kata orang… hehe….
Saya beli akhir
Februari lalu. Merek Tekiro. Tipe “single clamp”.
Kalo kata
pak ABS, untuk nge-press “per”, sebenarnya bisa di-improvisasi dengan bantuan
kawat.
Saya
pernah lihat “metode kawat” ini di youtube, dan beberapa tulisan blog otomotif.
Too risky, terutama buat newbie kayak saya.
***
Manusia boleh
berencana, tetapi Allah juga yang menentukan.
17
Agustus. Tanggal merah.
Beberapa persiapan
dilakukan. Termasuk ambil beberapa foto, buat dokumentasi.
Pemandangan
“pasien pertama” ada di depan mata. Sokbreker depan kiri.
Target
pertama adalah melepas 2 buah baut bawah.
Kemudian
kaki melangkah ke rumah ortu.
Satu tas perlengkapan warna
merah berisi sekumpulan kunci ring dan kunci pas yang biasa saya pergunakan (baca: pinjam),
ternyata tidak ada di tempat biasanya.
Mood mendadak
hilang. Proyek bubar.
[Pelajaran
yang bisa diambil: Segala macam kunci-kunci,
entah itu kunci pas, kunci ring atau kunci lainnya, sebaiknya mulai dilengkapi
sendiri].
////