Thursday, March 31, 2016

Masalah Anak Kunci

Dua ahad yang lalu, pagi-pagi sebelum keluar dari pintu rumah untuk keperluan manasin mesin, sebetulnya sempat punya feeling setelah mengamati anak kunci yang sudah mau putus.
Qodarullah….sesuatu yang dikhawatirkan pun terjadi-lah….
Si anak kunci mendadak patah (saya lebih pilih istilah ‘putus’ sebetulnya), saat mesin dalam keadaan sudah hidup.

Patahan yang tertinggal di dalam rumah kunci starter tentunya nggak bisa dicabut begitu saja sebelum posisi kunci diputar balik, yang sekaligus juga untuk mematikan mesin.
Setelah beberapa kali percobaan dengan bantuan obeng kecil tapi masih belum berhasil, maka saya putuskan untuk mematikan mesin dengan cara mencabut kabel negatif dari aki.

Setelah mesin mati, dicoba lagi untuk mengeluarkan patahannya dengan obeng yang agak gedean. Nggak butuh waktu lama dibanding sebelumnya, si anak kunci berhasil diputar, dan patahannya dicabut dengan tang.


Kejadian ini menambah koleksi anak kunci patah milik saya menjadi dua.



Sejarahnya, dulu saya menerima dua anak kunci orisinil dari pak Bambang.

Salah satu problem di masa-masa awal mempunyai Marzo adalah tutup bensin yang susah sekali untuk dibuka.
Anak kunci bisa masuk ke slot, tapi keras untuk diputar. Baik putaran kunci untuk membuka, maupun untuk menutup atau mengunci. Saking alotnya, sampai-sampai menimbulkan efek puntir pada anak kunci.
Sampai pada suatu ketika, akibat beberapa kali “pergulatan” saya dengan tutup bensin, anak kunci orisinil itupun menjadi korban. Patah.
Lebih kurang selama 2 minggu-an, Marzo sempat tidak bisa dibawa keluar karena tidak ada anak kunci yang bisa dipakai untuk menghidupkan mesin.

Lho, kan masih ada satu kunci serep?
Itulah anehnya. Kunci serep orisinil ternyata nggak bisa dipakai untuk menyalakan mesin. Pola giginya sama, tapi nggak bisa dimasukkan ke lubang kunci starter-nya. Saya nggak tahu, salahnya di mana. Ketika saya konfirmasi, pak Bambang yakin bahwa anak kunci itu seharusnya bisa dipakai.

Alhamdulillah, saat berkesulitan seperti itu, saya bisa mendapatkan dua anak kunci baru dari mas Didit Panjank di Pondok Cabe. [Itu-lah kali pertama saya bertemu dengannya].

Bukan anak kunci ori. Entah, mas Didit ini dapat pasokan dari mana. Tulisan yg tertera ‘CETA’, bukan ‘FIAT’.
Tapi gapapa-lah. Terpenting, setelah dibawa ke tukang kunci, anak-anak kunci ini bisa dipakai.

Kejadian berikutnya ternyata terulang. Baru dipakai beberapa kali untuk membuka tutup bensin, keduanya langsung robek dan berpotensi putus. Bahannya memang lebih lunak, nggak sekeras seperti bahan anak kunci orisinil.
Karena nggak mau direpotkan lagi dengan urusan berburu anak kunci, akhirnya saya putuskan untuk mengganti biang masalahnya, yaitu tutup bensin, berikut anak kuncinya.
Maka, kasus perkara antara saya versus tutup bensin selesai dengan sendirinya.

Kembali ke ‘present time’.
Memperhatikan kondisinya, saya perkirakan, satu-satunya anak kunci yang tersisa ini pun suatu waktu bisa bernasib sama.


Saatnya berburu ‘key blank’ lagi?
Ya. Mau nggak mau. Harus. Tapi ‘slow hunting’ saja.


////