Strut
bar, atau strut brace.
Dari
beberapa kali membuka kap mesin di hadapan pemakai merek kendaraan lain,
strut bar berwarna merah ke oranye-oranye-an (atau oranye ke-merah-merah-an?) menyala
ini selalu menarik perhatian mereka.
Mereka rata-rata heran dan takjub, mobil sekecil Marzo kok dipasangi
benda beginian, seperti mau balapan saja.
Varian-nya
Marzo, maupun yang MK satu, aslinya memang nggak dipasang dari
pabriknya. Entah, kalo yang varian Turbo.
Saya
membelinya dari pak Yan, awal Oktober 2012. Inilah asal mula saya berkenalan
dengan fiater senior nan kawakan itu.
Konon,
beliau meniru atau menjiplak strut bar miliknya yang orisinil ber-merek, untuk kemudian
di-produksi secara –cukup- massal. Ngakunya sih, sampai 50 biji.
Jadi
nggak heran, kalo produksi pak Yan ini banyak dipakai teman-teman satu komunitas.
Julukannya
adalah ‘SBY’. Mungkin itu akronim dari ‘Strutbar Yan’.
Sempat ditawarkan juga strut bar untuk sasis belakang, tetapi saya kurang
tertarik.
Posisinya
yang akan melintang di tengah-tengah kabin bagasi, membuat saya berpikir bahwa itu
akan menyusahkan saya bila mau menaruh barang yang cukup besar di bagasi.
Testimoni
para user hampir semuanya positif.
Dari
pengalaman yang saya rasakan sendiri, pemakaian strut bar ini memang bikin
mantap kendaraan. Terasa sekali perbedaannya dibanding ketika sebelum dipasang.
Salah
satu contohnya, yang paling saya demen adalah ketika bermanuver pada jalan sedikit
berliku di jalan Minangkabau dengan kecepatan cukup cepat (bukan tinggi),
terasa lebih stabil. J
////