“Selang
ini berfungsi sebagai penyalur udara ke alternator. Angin masuk dari mulut
selang di atas, saat kendaraan jalan”.
Demikian
penjelasan pak ABS waktu saya bertandang ke rumahnya setahun yang lalu.
***
Berawal dari
pecahnya klem/clamp selang ke alternator satu setengah bulan yang lalu, maka
dua minggu setelahnya, saya turunkan saja seluruh selangnya.
Bentuk
fisiknya sungguh mengenaskan…..
Ketika
coba untuk dibersihkan, eh, malah jadi putus.
Jadi ada
alasan kuat untuk mencari gantinya. Hehe...
Okeh.
Obyek
buruannya adalah selang fleksibel aluminium ber-diameter 4 cm (atau 1.5
inch), dengan panjang sekitar 60 cm-an.
Diameter
selang agak lebih besar dikit, nggak apa-apalah.
Nilai 4 cm
itu merupakan dimensi diameter mulut lubang di alternator.
Hasil blusukan
di dunia maya: Nihil.
Kebanyakan
yang ada di iklan lokal, adalah selang berdiameter 4 inch, atau 10 cm.
Sebelum
melangkah ke upaya berikutnya, mencoba cari di dunia nyata, yaitu ke Atrium Senen, iseng-iseng saya bertanya ke mas Ano. Eh…. ternyata dia punya….
Langsung saja
diproses, nggak pakai lama.
Setelah
barang sampai di tangan, dilakukan pengamatan.
Diameter 4
cm. Panjang sebelum di-melar-kan 40 cm lebih sedikit.
Secara fisik, selang
baru ini berbeda dengan yang lama.
Selang terluar, aluminium berlapis karet. [Tadinya saya kira, selang menghitam karena saking kotornya. Setelah diamati, yang hitam itu adalah lapisan karet].
Kalo diperhatikan
benar-benar, pada selang lama terdapat satu selang lagi di dalamnya.
Selang terluar, aluminium berlapis karet. [Tadinya saya kira, selang menghitam karena saking kotornya. Setelah diamati, yang hitam itu adalah lapisan karet].
Di katalog ePER, selang ini dinamai sebagai “Rubber Tubes and Feeding Sleeve”. Berarti benar, selang ori ada unsur karetnya.
Selang di dalamnya;
seperti berbahan kertas kardus. Mungkin ini semacam kain tahan api.
Klem bawah
diganti dengan yang baru.
Saya tidak
tahu bentuk fisik klem lama sebelum pecah seperti apa. Kalo dilihat dari sisa
pecahannya, klem yang lama ini berbahan karet.
Pengait ujung
mulut selang di atas, atau klem atas, tetap pakai yang orisinil.
Klem ini mestinya
bisa dibuka dan membelah. Tapi penguncinya alot banget. Khawatir malah jadi
rusak, maka saya nggak paksakan.
Karena
klem tidak bisa dibuka, maka ujung selang baru nanti dimasukkan begitu saja,
tidak terjepit, sehingga bisa berpotensi lepas sewaktu-waktu.
Saatnya memasang.
Ternyata…
Selang
baru nggak bisa masuk ke ujung lubang di alternator.
Berantem tuh, diameter 4 cm versus 4 cm. J
Berantem tuh, diameter 4 cm versus 4 cm. J
Memang seharusnya pakai selang yang berdiameter lebih besar sedikit, seperti selang yang lama.
Sempat
terpikir, mau ngikutin caranya pak ABS, yaitu ujung selang dibelah sedikit supaya
selang bisa dimasukkan. Tapi, saya tetap berupaya untuk tidak “merusak” barang
baru.
Solusinya,
saya pakai potongan dari selang lama, berfungsi sebagai ‘shock’ penyambung.
Benda baru
nan berkilau ini bikin manis penglihatan juga…. J
Alhamdulillah.