Jujur
saja.
Untuk soal per-otomotif-an, sejatinya saya ini cuma seorang user.
Ber-puluh-puluh
tahun mengendarai roda dua, tahunya cuma: ngehidupin - pakai -
ngisi bensin – ngemati-in. Nggak ada keinginan lebih jauh dari itu. Kalo ada trouble, tinggal bawa ke bengkel.
Namun
sejak ada Marzo, passion saya jadi agak bangun. Lebih tepatnya, terpaksa bangun.
Kondisi
memaksa harus begitu.
Akibat
mobil sudah masuk kategori langka, bengkelnya pun ikutan langka.
Kalo
nggak pengen kenapa-napa di jalan, maka harus mempelajari seluk beluknya.
Hanya saja, karena
keterbatasan waktu, proses belajarnya sesuai kebutuhan saja. Kebanyakan dimulai dari permasalahan yang
timbul. Nggak ada problem, otomatis nggak ada pelajaran. Ini jelek-nya.
Jadi
nggak usah heran, bila ada beberapa ‘bab pelajaran’ yang belum tersentuh. Salah
satunya, pengapian. Yang lain? Masih banyak... hehe....
Alkisah,
pada tiga Sabtu malam minggu yang lalu, selepas Maghrib, saat baru saja
“take-off” dari Matraman menuju Duren Tiga, tiba-tiba hujan turun menyergap. Saya
tetap meneruskan perjalanan. (Kalo naik motor, mungkin saya berhenti dulu nih).
Setiap
ketemu genangan, hajarrrrrrrrr….. . Bikin
air tersibak ke kanan dan ke kiri.
Saya
targetkan, sampai di mesjid Al Falah Pertani saat waktu sholat Isya’.
Saat
berputar di depan sisi barat TMP Kalibata, dua kali mesin mati. Alhamdulillah,
masih bisa dihidupkan.
Ya Allah, paling nggak sampai ke masjid dulu deh…doa
saya waktu itu.
Dan,
benar-lah. Qodarullah. Saat sampai di depan masjid, mesin mati lagi. Nggak bisa
dihidupkan lagi.
Di
satu sisi, saya ber-syukur, bahwa bisa melaksanakan sholat Isya berjamaah di
masjid tepat waktu. Sesuai rencana.
Di
sisi yang lain, jadi mikir-mikir. Berikutnya mesti ngapain nih?
Kondisinya
hujan gerimis…… malam…. sendirian pula….
Setelah selesai sholat, saya coba
menghidupkan mesin beberapa kali, tetap nggak berhasil. Kondisi aki masih oke, karena tes klakson masih nyaring.
Sampai akhirnya saya putuskan untuk pulang dulu ke rumah, jalan kaki.
Sampai akhirnya saya putuskan untuk pulang dulu ke rumah, jalan kaki.
Mencoba
telpon pak ABS. Nggak berhasil. (Kayaknya nomor yang saya punya salah).
Kemudian
telpon pak Yan. Nyambung.
Singkat
cerita, beliau memberikan beberapa arahan. [Terima kasih, pak Yan. J ].
Pertama,
cek pengapian dulu. Caranya, lepas kabel busi. Lalu kepala kabel busi
ditancapkan sesuatu (misalnya batang obeng bolak-balik, yang bisa dilepas).
Mobil di-starter, kabel plus batang obeng tersebut didekatkan ke bodi. Cek ada percikan, atau nggak.
Kedua,
buka penutup delko. Bagian sisi dalam mangkuk penutup delko tersebut di-lap atau
di-tisu-in sampai kering.
Memang dasarnya pikiran lagi blank saat itu. Dua poin tersebut, pada awalnya, tidak begitu saya mengerti. Baru mudeng setelah melihat youtube. [Keadaan begitu masih sempat-sempatnya ya nyari di youtube... hehe...]
Okeh.
Memang dasarnya pikiran lagi blank saat itu. Dua poin tersebut, pada awalnya, tidak begitu saya mengerti. Baru mudeng setelah melihat youtube. [Keadaan begitu masih sempat-sempatnya ya nyari di youtube... hehe...]
Okeh.
Balik lagi ke TKP. Buka kap mesin. Buka box filter udara. Buka satu kabel busi. Eh, baru
kepikir…., nanti yang nyetater mobil siapaaaaa? Saya kan sendirian…
Ada
satu jamaah masjid datang mendekat untuk melihat-lihat, tapi … saya nggak enak hati
minta bantuannya.
Kemudian,
datang lagi satu orang, satpam komplek di depan masjid. Untuk yang ini, bolehlah saya
minta bantuannya. Eh,…. Si bapak ini nggak bisa men-starter mobil. Bikin saya
bengong sejenak, dan berpikir, "ini beneran nggak bisa?"
Akhirnya, karena dirasakan sudah menemui jalan buntu, saya
putuskan untuk pulang ke rumah lagi. Mau nelpon minta bantuan.
Saya
pikir peluangnya fifity-fifty, saat saya mau memencet nomornya oom Chandra.
Sudah pukul setengah sepuluh malam lewat, dan gerimis nggak abis-abis.
Masak iya sih, si om bisa dan bersedia datang jauh-jauh dari Rempoa?
Ternyata,
alhamdulillah, beliau bersedia membantu. Saya tanya, apakah mau datang besok
pagi? Eh, malah mau diselesaikan malam ini juga.
Sekitar
jam sebelas malam, si om dan asistennya sampai di lokasi, dan langsung
beraksi.
Tutup
delko langsung dibuka, setelah di lap pakai tisu kemudian dipasang lagi, mesin
di-starter. Jreeeeng! Alhamdulillah. Mobil hidup lagi. [Terima kasih, oom Chandra. J ]
Problem
solved, nggak sampai sepuluh menit. Menyisakan keheranan saya yang awam ini,
kok nggak pakai cek pengapian busi dulu ya?
Ya,
sudahlah…
Saatnya
untuk memulai belajar masalah pengapian …
J
[Maaf,
nggak ada foto-foto. Lagi stress, nggak kepikir sama sekali buat ngambil foto.]
////